Taman Sari


Tamansari merupakan salah satu warisan budaya Keraton Kasultanan Yogyakarta yang masih berdiri kokoh. Tamansari dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I, tepatnya tahun 1758. Sampai saat ini, Tamansari telah mengalami beberapa kali renovasi sehingga terlihat lebih indah tanpa kehilangkan nilai historis dan estetika aslinya. Letak Tamansari tidak jauh dari Keraton Yogyakarta, yaitu hanya sekitar 300 meter di sebelah barat Keraton.
Objek utama Tamansari adalah kolam air yang dikelilingi benteng setinggi 6 meter. Seiring fungsinya pada masa pembangunannya yaitu sebagai kolam permandian para istri Sri Sultan Hamengkubuwono I. Konon, pada masa itu, Tamansari digunakan oleh Sultan untuk melihat para istrinya ketika sedang mandi. Untuk itu, di sana ada tempat seperti menara yang dibuat tinggi sebagai tempat untuk mengamati para istri yang sedang mandi tersebut.
Pulau Kenanga atau Pulau Cemeti adalah sebuah bangunan tinggi yang berfungsi sebagai tempat beristirahat sekaligus sebagai tempat pengintaian. Bangunan inilah satu-satunya yang akan kelihatan apabila kanal air terbuka dan air menggenangi kawasan Pulau Kenanga ini. Disebutkan bahwa jika dilihat dari atas, bangunan itu seolah-olah sebuah bunga teratai di tengah kolam yang sangat besar.
Bila wisatawan menaiki menara Tamansari, kenikmatan duduk bersantai diatas sambil mengamati kedua kolam di bagian utara dan selatan menara tersebut akan sangat terasa. Angin berhembus semilir dari sela-sela jendela yang dipasangi jeruji-jeruji kayu yang masih asli, belum pernah diganti sejak pertama kali dibuat. Selain menikmati pemandangan kolam, tersebut wisatawan juga bisa menyaksikan rumah- rumah penduduk yang berada di sekitarnya yang konon dahulu adalah kebun-kebun buah.
Puas dengan pemandangan dari atas menara, wisatawan dapat kembali turun untuk menjelajahi bagian lain dari Tamansari. Di bagian ini, ada dapur dengan konstruksi kuno, serta masjid bawah tanah yang cukup unik. Masjid bawah tanah ini terdiri atas dua lantai berbentuk bulat dengan rongga-rongga jendela di bagian luarnya. Ada sebuah kolam kecil berbentuk bulat di tengah masjid serta tangga yang melintang di atasnya sehingga cukup anggun serta memiliki nilai citarasa seni yang tinggi. Selain itu, ada juga terowongan di mana ada salah satu bagian di sana yang dipercaya oleh masyarakat sebagai jalan pintas Sultan menuju laut selatan. Di sisi utara dari terowongan ini ada sebuah bangunan kuno yang masih merupakan bagian dari Tamansari juga yang berbentuk seperti bangunan bertingkat dengan tempat datar di atasnya. Dari atas sini wisatawan bisa menyaksikan keindahan sekitar karena memang bangunan ini cukup tinggi. Nuansa itulah yang setidaknya bisa membuat wisatawan untuk sejenak merasakan rasanya menjadi Sultan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar