Pantai Ngobaran

Pantai Ngobaran adalah salah satu obyek wisata pantai di daerah Gunungkidul yang memendam sejuta pesona alam dan budaya. Perpaduan kedua pesona yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pantai ini jarang ditemukan di pantai lain di daerah tersebut. Pantai yang terletak sekitar dua kilometer sebelah barat Pantai Ngrenehan ini tidak hanya menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan seperti hamparan pasir putih, gulungan ombak, barisan batu karang, rumput laut (alga), dan deretan pohon pandan laut, tetapi juga menyuguhkan pesona budaya yang penuh nuansa mistis.
Pantai Ngobaran dikenal sebagai tempat ritual berbagai penganut agama atau kepercayaan. Di kawasan ini terdapat tempat-tempat peribadatan seperti masjid yang berdiri berdampingan dengan pura menghadap ke arah pantai selatan, serta tempat ibadah berbagai aliran kepercayaan seperti Kejawen dan Kejawan. Selain itu, di kawasan pantai ini juga terdapat beberapa arca dan stupa yang sering dijadikan tempat upacara keagamaan. Di puncak bukit karang yang terletak di sekitar Pantai Ngobaran terdapat sebuah kotak batu yang ditumbuhi tanaman kering. Kotak batu yang berada di depan sebuah rumah Joglo ini dikelilingi oleh pagar kayu berwarna abu-abu. Konon, tepat di mana tanaman kering itu tumbuh merupakan tempat Prabu Brawijaya V membakar diri.
Saat memasuki kawasan Pantai Ngobaran, Anda akan disambut oleh suasana mistis yang berpadu dengan suara ombak yang terhempas di tebing-tebing batu karang. Pesona budaya yang pertama kali Anda temui adalah sebuah prasasti yang terletak di antara arca dan stupa. Konon, prasasti itu dibuat oleh masyarakat setempat untuk mengenang peristiwa menghilangnya Prabu Brawijaya V di kawasan itu.
Berjalan ke arah selatan prasasti tersebut, Anda akan menemui sebuah bangunan pura yang terletak di ujung bukit batu karang. Di samping pura itu, Anda dapat menyaksikan pemandangan laut lepas yang menakjubkan. Tidak jauh dari pura itu, Anda juga dapat menemui sebuah rumah joglo dan sebuah mushola berukuran kurang lebih 3 x 4 meter yang berlantai pasir. Bangunan mushola ini sangat unik karena arah kiblatnya menghadap ke selatan. Bagi pengunjung yang ingin melaksanakan shalat tidak perlu bingung dengan arah kiblat karena penduduk setempat telah memberi tanda pada dinding mushola tentang arah kiblat yang sebenarnya. Usai melaksanakan shalat, pengunjung pun dapat menyaksikan keindahan Pantai Ngobaran dari tempat imam memimpin shalat karena pada bagian tersebut terbuka lebar.
Setelah puas menikmati suasana mistis, Anda bisa berjalan ke arah barat mengikuti jalan menurun menuju ke pantai. Di sana Anda akan menyaksikan pesona alam Pantai Ngobaran yang dapat membius pandangan Anda. Pantai ini dihiasi oleh hamparan pasir putih dan karang-karang berselimut alga. Jika dilihat secara sekilas, pantai ini bagaikan hamparan permadani hijau. Alga atau dalam bahasa Jawa disebut karangan itu menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat setempat.
Jika berkunjung ke pantai ini pada saat air laut surut, yaitu sekitar pukul 06.00 – 11.00 pagi, Anda akan menjumpai masyarakat pantai tengah mencari karangan untuk dijual kepada tengkulak yang kebanyakan berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Jika ingin membawa pulang rumput laut untuk diolah di rumah, pengunjung dapat memperolehnya dengan harga yang relatif murah. Di kawasan ini tersedia beragam jenis karangan seperti karangan simbar untuk bahan pembuatan kerupuk dengan harga Rp 3000,00-Rp 5.000,00/kg, karangan lumut dengan harga Rp 1.500,00-Rp 2.000,00/kg, dan karangan ager untuk bahan agar-agar dengan harga Rp 1.200,00-Rp 1.500,00/kg.
Jika Anda berkunjung pada sore hari, Anda bisa menyaksikan aktivitas para nelayan di sekitar pantai yang sedang mencari beragam jenis biota laut seperti landak laut, bintang laut, lobster, dan kerang-kerangan. Biota laut tersebut banyak hidup di kolam-kolam mini yang berada di sela-sela batu karang.
Setelah menikmati sejuta pesona budaya dan alam kawasan pantai ini, kunjungan Anda serasa tidak lengkap jika tidak menikmati wisata kulinernya. Salah satu menu khas yang tersedia di warung-warung makan di sepanjang jalan masuk ke kawasan pantai ini adalah Landak Goreng. Menurut penduduk setempat, daging landak cukup kenyal dan rasanya lezat. Cara menyantapnya pun cukup unik, yaitu duri landak laut terlebih dahulu dikepras (dibabat) hingga rata dan kemudian dipecah dengan menggunakan sabit hingga dagingnya terlihat. Setelah itu, daging landak dicongkel. Sajian wisata kuliner khas ini menjadi penutup dari segala sensasi yang ditawarkan oleh Pantai Ngobaran.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar