
Dari area parkir hingga melewati bangunan-bangunan
los di TPI, lanskap laut maupun bibir Pantai Depok memang belum terlihat, meski
deburan ombaknya sudah mulai terdengar. Jika ingin segera menikmati kawasan
pantainya, wisatawan masih harus berjalan beberapa puluh meter lagi. Lalu,
amatilah langkah kaki hingga terasa agak berat oleh kontur tanah yang berpasir.
Tengara atau tanda yang sering digunakan untuk menandai kawasan Pantai Depok
adalah tanah pasir. Jika kaki sudah merasakan butiran-butirannya, wisatawan
akan segera menangkap pemandangan Pantai Depok yang menyegarkan.

Berbeda dengan Pantai Parangtritis, Pantai Depok
memang tidak menyediakan delman. Tapi justru inilah keistimewaan pantai ini.
Sebab dengan berjalan kaki sembari mendengarkan deburan ombak yang tak berhenti
menubruk kawasan tepi pantainya, wisatawan dapat lebih detail menikmati setiap
jengkal kawasan wisata pantai yang panjangnya sekitar 2 kilometer ini.
Janganlah pula melupakan hamparan pasir Pantai Depok.
Pasir di pantai ini biasanya menjadi favorit anak-anak. Mereka membuatnya
sebagai mainan dengan membentuk menyerupai istana atau bentuk-bentuk lainnya.
Selain itu, Pantai Depok juga menjadi tempat yang
cocok untuk bermain layang-layang. Di pantai yang memiliki hembusan angin yang
sedemikian kuat, tentu bermain layang-layang adalah hal yang mengasyikkan.
Apalagi ada banyak pedagang yang menjajakan peralatan bermain layang-layang.
Menariknya, permainan layang-layang ini tidak hanya dilakukan oleh anak-anak
tapi juga mereka yang sudah dewasa.
Di sudut yang lain, acap kali terlihat sekumpulan
anak-anak muda yang bermain dengan ombak yang sedang menepi. Terkadang ada yang
berani menantang gulungan ombak yang sepertinya memang tidak seganas di
Parangtritis. Inilah penutup segala sensasi yang ditawarkan dari eksotika
Pantai Depok.
0 komentar:
Posting Komentar