Museum Gunung Merapi

Museum Gunung Merapi sebagai sebuah wahana wisata baru yang dibangun di kawasan lereng selatan Merapi hadir untuk menjawab hal tersebut. Obyek wisata yang dirancang sebagai wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunung api, gempa bumi, dan bencana alam lainnya ini diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009 oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Purnomo Yusgiantoro.


Suhu yang sejuk bahkan cenderung dingin akan menyambut saat Anda melangkahkan kaki dari tempat parkir menuju pelataran museum. Jika cuaca sedang cerah, puncak Merapi yang kokoh dan rimbunnya pepohonan akan terlihat sebagai latar belakang bangunan museum. Menaiki satu persatu anak tangga yang ada di pelataran museum akan mengingatkan Anda pada pintu gerbang utama kompleks Candi Ratu Boko. Hal ini tidaklah berlebihan, karena konsep pembangunan Museum Gunung Merapi lekat dengan nilai-nilai filosofis Jawa. Arsitektur museum sendiri merupakan representasi dari bentuk candi (pintu utama dan pelataran), tugu Jogja (puncak bangunan), Gunung Merapi (bangunan keseluruhan), serta konsep keraton sebagai citra dunia (denah bangunan yang sentripetal).

Memasuki pintu utama, Anda akan disambut dengan maket Gunung Merapi berukuran besar yang terus menerus mengeluarkan asap dan memuntahkan magma. Tak ketinggalan pula terdengar bunyi gemuruh yang menggelegar dari gunung tersebut. Jika Anda ingin mengetahui tentang kronologis meletusnya Gunung Merapi, Anda dapat memencet tombol narasi yang ada di samping maket tersebut. Tak berapa lama akan terdengar suara narator dengan backsound musik Jawa menceritakan kisah meletusnya Gunung Merapi. Selain itu, terdapat tiga tombol yang masing-masing bertuliskan tahun 1969, 1994, dan 2006. Jika Anda memencet salah satu tombol tersebut, maka sebaran aliran magma akan berubah sesuai dengan kejadian yang terjadi pada tahun tersebut.

Selanjutnya Anda akan memasuki zona dunia gunung api. Di zona ini terdapat berbagai foto dokumentasi dan alat peraga tentang fenomena kegunungapian yang ada di seluruh dunia. Foto-foto dan alat peraga tersebut disajikan lengkap dengan keterangan dalam dua bahasa, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Jadi, meskipun Anda datang sendirian tanpa pemandu, dijamin Anda pasti akan paham dengan semua gambar-gambar tersebut.

Setelah puas menikmati zona dunia gunung api, Anda dapat meneruskan langkah menuju zona khusus Gunung Merapi. Semua informasi tentang Gunung Merapi disajikan di ruangan tersebut. Mulai dari fenomena pertumbuhan kubah Gunung Merapi, mitos seputar Gunung Merapi, pos pengamatan Gunung Merapi dari era Belanda hingga era modern, dan masih banyak lagi. Semua disajikan dalam gambar dan foto yang menarik. Tak hanya itu, di zona tersebut juga ditunjukkan bagaimana caranya menyelamatkan diri dari ancaman bahaya gunung api yang meletus. Oleh karena itu, tampaknya cukup wajar dan tidak berlebihan jika Museum Gunung Merapi juga dijadikan sebagai wahana pendidikan mitigasi untuk menekan jumlah korban jiwa.

Di salah satu ruangan Museum Gunung Merapi terdapat koleksi alat-alat yang biasa digunakan dalam proses pemantauan aktivitas gunung berapi. Selain itu, juga ada berbagai macam batuan yang dibawa oleh letusan Merapi, salah satunya adalah batu bom (vulcanic bomb) Gunung Merapi yang berbentuk batuan pijar berdiameter 65 mm lebih. Koleksi lainnya adalah peralatan masak warga yang rusak terkena erupsi, serta kerangka sepeda motor milik warga yang tewas di bungker Kaliadem pada 14 Juni 2006.

Sebagai sebuah museum yang dirancang untuk menjadi pusat informasi, penelitian, pendidikan dan wisata tentang kegunungapian di seluruh dunia secara umum dan Gunung Merapi secara khusus, Museum Gunung Merapi layak untuk dikunjungi. Para pelajar dari berbagai jenjang pendidikan sangat disarankan untuk mengunjungi museum ini, dikarenakan akan ada begitu banyak informasi yang disajikan oleh Museum Gunung Merapi lengkap dengan visualisasinya. Sehingga, proses pembelajaran tentang kegunungapian menjadi sesuatu yang menarik dan tidak membosankan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar