Nama Nyi Ageng Serang, tentu sudah tidak asing lagi
di telinga. Beliau adalah salah satu pahlawan nasional perempuan yang turut
mengangkat senjata melawan penjajahan Belanda.
Kompleks makam Nyi Ageng Serang memiliki nilai
sejarah yang tinggi sebagai situs untuk mengenang perjuangan beliau dalam
melawan penjajahan. Di bukit yang sekarang menjadi peristirahatan terakhir itulah
Nyi Ageng Serang dan pasukannya menyusun strategi peperangan. Bukit Menoreh dan
kompleks makam beliau menjadi bukti sejarah bahwa kemampuan seorang perempuan
tidak kalah dengan laki-laki. Bahkan jauh sebelum gerakan kata feminisme
dicetuskan di Eropa.
Masyarakat Desa Banjarharjo secara rutin menggelar
pementasan seni untuk memperingati kepahlawanan beliau. Pementasan kesenian
biasanya digelar pada setiap bulan Sura (Muharram). Para seniman dari berbagai
dusun di Banjarharjo tak mau ketinggalan untuk menampilkan berbagai seni
tradisi, yaitu tarian dolalak, kuda lumping, shalawatan, dan pementasan
kesenian yang lain. Gelar kebudayaan lokal tersebut merupakan ekspresi beberapa
seniman untuk mengenang beliau, serta merupakan upaya untuk melestarikan budaya
lokal. Gelar budaya itu juga diselingi dengan pameran aneka buah-buahan dan
produk makanan yang dihasilkan oleh Desa Banjarharjo.
Selain nilai memiliki nilai kepahlawanan dan
sejarah, makam Nyi Ageng Serang juga mempunyai daya tarik tersendiri. Makam ini
menjadi tempat untuk mencari berkah (ngalap berkah) agar keinginan para
peziarah terkabul. Ritual ziarah untuk mendoakan mereka yang sudah meninggal
berbaur dengan kepercayaan mistik masyarakat. Hal ini terlihat dengan ramainya
para peziarah pada hari-hari tertentu, misalnya pada malam Selasa dan Jum’at
Kliwon.
0 komentar:
Posting Komentar