Gunung Lanang


Jangan pernah membayangkan Gunung Lanang serupa dengan lazimnya sebuah gunung yang memiliki ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (dpl) atau lebih, dengan hawa sejuk karena pepohonan yang lebat yang tumbuh mengitari kaki gunung. Gunung yang terletak di Dusun Bayeman, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo ini hanyalah sebuah gundukan tanah berkadar pasir tinggi atau berupa bukit kecil di pesisir laut yang ditumbuhi pohon-pohon khas tanah tandus yang menjulang. Pepohonan di bukit yang memiliki luas sekitar 500 m2 ini tertata rapi mengelilinginya. Kendati jarak antara satu pohon dengan pohon lainnya relatif renggang, di bukit ini tampak berserakan rontokan dedaunan yang memenuhi pelataran Astana Jingga, sebuah pelataran di puncak bukit untuk melaksanakan ritual tertentu.

Sesungguhnya nama lain dari Gunung Lanang ialah Astana Jingga atau Badraloka Mandira. Namun, ia lebih dikenal dengan nama Gunung Lanang. Nama “lanang” dalam bahasa Jawa berarti “laki-laki”. Oleh karena petilasan ini dulunya tempat pertapa seorang bangsawan laki-laki dari Mataram Kuna, maka bukit keramat ini diberi nama Gunung Lanang.
Sementara untuk nama Astana Jingga bermakna tempat tinggal yang memancarkan sinar kuning kemerahan. Sedangkan Badraloka Mandira artinya bangunan terbuat dari batu bata yang memancarkan sinar keagungan (badra). Kedua nama ini diberikan lantaran tuah yang dimiliki gunung ini, yaitu dianggap dapat mendatangkan berkah atau sebuah wangsit. Di sinilah biasanya seseorang melakukan tirakat, ruwatan, atau semedi (menyepi untuk mendapat berkah). Di sebelah selatan dari puncak gunung gumuk pasir ini, tampak Laut Kidul (demikian orang Jawa menamai Samudra Hindia) yang birunya membentang seolah tanpa ujung dari timur ke barat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar