Kompleks bangunan di Gedung
Agung terdiri dari beberapa bangunan, yaitu bangunan Gedung Utama, Wisma
Negara, Wisma Indraphrasta, Wisma Sawojajar, Wisma Bumiretawu, dan Wisma
Saptapratala. Di dalam Gedung Utama terdapat ruang utama bernama Ruang Garuda
yang difungsikan sebagai ruang resmi untuk menyambut para tamu negara dan tamu
khusus lainnya.
Selain kelima wisma tersebut, sejak 20 September
1995, kompleks Seni Sono seluas 5.600 meter persegi yang terletak di sebelah
selatan Gedung Agung, yang semula milik Departemen Penerangan, kini menjadi
bagian dari Istana Kepresidenan Yogyakarta. Gedung yang diperuntukkan sebagai
tempat penyimpanan koleksi benda-benda seni, pameran, dan tempat pertunjukan
kesenian ini semula adalah bangunan kuno yang dibangun Belanda pada tahun 1911
dan terakhir digunakan sebagai kantor berita Antara.
Di halaman serambi depan Gedung Agung tampak dua
buah patung raksasa Dwarapala (penjaga pintu) setinggi 2 meter. Selain itu,
terdapat sebuah tugu Dagoba, yang oleh masyarakat Yogyakarta disebut Tugu
Lilin, setinggi 3,5 meter, yang terbuat dari batu andesit dan senantiasa
menyalakan api semu, melambangkan kerukunan beragama, antara agama Hindu Siwa
dan agama Buddha. Konon, patung-patung tersebut berasal dari Desa Cupuwulatu, sebuah daerah di
sekitar Candi Prambanan.
Di bagian depan kanan Gedung Utama terdapat ruangan
yang diberi nama Ruang Soerdiman untuk mengenang perjuangan Panglima Besar
Soedirman dalam memimpin gerilya melawan Belanda. Di ruangan inilah dulu
Panglima Besar Soedirman meminta izin kepada Presiden Soekarno, untuk
meninggalkan kota dalam rangka memimpin perang gerilya melawan Belanda. Selain
itu, di bagian depan kiri Gedung Utama terdapat ruangan yang diberi nama Ruang
Diponegoro, untuk mengenang perjuangan Pangeran Diponegoro melawan Belanda.
Dalam ruangan ini tampak pula lukisan beliau sedang menunggangi kuda.
Di sisi selatan Gedung Utama terdapat kamar tidur
presiden beserta keluarga, sedangkan di sisi utara terdapat kamar tidur yang
disediakan bagi wakil presiden beserta keluarga, dan tamu negara atau tamu-tamu
agung lainnya. Sementara di halaman belakang Gedung Agung tumbuh pepohonan
besar nan tinggi yang dedaunannya tumbuh lebat sehingga bangunan istana tampak
rindang.
Secara umum, sejak didirikan dua abad yang lampau
hingga kini, bangunan kompleks Istana Kepresidenan Yogyakarta tidak banyak perubahan,
bentuknya sama seperti ketika selesai dibangun pada tahun 1869. Di ruangan ini
pulalah kabinet Republik Indonesia dilantik tatkala ibu kota negara pindah ke
Yogyakarta. Pada dinding ruangan yang bersejarah ini tergantung gambar-gambar
pahlawan nasional, di antaranya gambar Pangeran Diponegoro, R.A. Kartini,
Dokter Wahidin Soedirohusodo, dan Tengku Cik Di Tiro.
0 komentar:
Posting Komentar