Desa Wisata Kembang Arum

Sebuah desa wisata yang terletak 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Tepatnya Kembangarum, Donokerto, Turi, Sleman.
Desa ini mempunyai pemandangan alam yang menakjubkan. Sawah yang hijau terbentang, perkebunan salak yang tertata rapi, sungai yang jernih dan jalan yang diperindah dengan tembok terbuat dari batu membuat desa ini layak mendapat predikat sebagai salah satu desa wisata terindah di Yogyakarta.

Desa Wisata Kembang Arum terbentang seluas 4 hektar.Keseluruhan luas tanah ini dimanfaatkan dengan baik untuk menunjang pariwisata. Keindahannya membuat desa ini didatangi oleh banyak orang. Sejak berdirinya desa wisata ini, terhitung tamu yang telah datang mengujungi lebih dari 65.000 orang yang terdiri dari wisatawan domestik maupun mancanegara.
Desa wisata ini diresmikan tanggal 27 Juli 2006, berawal dari mendirikan sanggar lukis di Kembang Arum kemudian berkembang menjadi desa wisata pendidikan, wisata pertanian, perkebunan, wisata air, perikanan, pemukiman, seni budaya, kuliner, dan outbound. Yang tidak kalah menariknya adalah wisata perfilman. Sudah banyak film/feature yang dibuat di Desa Wisata Kembang Arum ini seperti Si Bolang, Wisata Kuliner, Jelang Siang. Sekitar 27 film yang sudah dibuat dan ditayangkan oleh RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Jogja, dll. Selain itu ada wisata yang hanya ada satu di Indonesia yaitu wisata baksos yaitu dengan menggunakan motor trail dan mobil offroad. Tiap motor trail ada mekanik yang dibekali dengan makanan. Jadi di tengah-tengah perjalanan menuju lereng merapi, peserta baksos akan memberi makanan pada orang yang membutuhkan yang ditemui di jalan.
Ada hal yang unik mengiringi perkembangan desa wisata ini. Sebelum menjadi desa yang asri dan dikunjungi oleh banyak wisatawan, desa ini hanyalah sebuah desa biasa yang daya tarik keindahannya belum kelihatan. Bahkan desa ini tergolong salah satu desa termiskin atau tertinggal di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Kehebatan para pengelola dan kerjasama warga membuat desa termiskin itu kini menjadi desa yang dikagumi dan didatangi banyak orang.
Pagar batu yang ditata sedemikian rupa rapinya, tampak menyatu dengan alam, natural dan sederhana. Berbagai tanaman hias ditanam di sepanjang gang. Perpaduan ini jelas membedakan desa Kembangarum dari desa biasa. Suasananya tenang, dengan perumahan tradisional dan udara yang segar.
Pohon-pohon salak yang berderet di kebanyakan halaman rumah penduduk merupakan lokasi agrowisata salak. Ini memberikan kesempatan bagi pengunjung yang datang untuk memetik salak dan langsung menikmatinya di kebun.
Tak hanya salak pondoh, salak gading dengan kulit bewarna kekuningan dan rasa yang tak kalah enak juga dibudidayakan di sini. Bahkan salak gading ini menjadi salah satu makanan khas yang ditawarkan. Salak gading yang direbus.
Selain kebun salak, desa Kembangarum juga mempunyai Sungai Tempor yang juga difungsikan sebagai wahana wisata. Treking selama 1 jam menyusuri sungai, persawahan dan pedesaan banyak digemari oleh para wisatawan.
Desa wisata Kembang Arum ini menyajikan banyak area melukis dengan pemandangan yang berbeda-beda. Bentang lahan dengan rerimbunan pohon diberbagai lokasi disulap menjadi arena permainan yang mengasyikan. Apalagi udara di desa ini cukup sejuk. Desa Kembang arum juga memiliki bangunan-bangunan tua dengan gaya khas masyarakat desa seperti rumah tua, gardu, dan Joglo.

Pengunjung juga dapat menginap di rumah-rumah penduduk yang khusus digunakan untuk home stay. Rumah-rumah untuk homestay ini adalah rumah-rumah penduduk yang masih asli yang berupa rumah kayu dan bambu yang tidak bertembok.
Desa wisata ini juga menyuguhkan panorama alam pedesaan yang hijau dihiasi gemericiknya air pegunungan sangat ideal sebagai tempat outbond maupun sekedar menikmati seni budaya dan alam pedesaan.

Sumber : http://adirafacesofindonesia.com/article.htm/220/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar