Barangkali jantung Anda akan berdebar kencang ketika mengetahui derasnya arus Sungai Progo dan membayangkan Anda akan ikut mengalir di tengah arus itu. Apalagi ketika musim penghujan, riak-riak Sungai Progo akan semakin besar, airnya berwarna cokelat, dan arusnya semakin deras. Jangan kaget kalau perahu yang Anda kemudikan oleng kesana-kemari, berputar-putar, atau terjebak di pusaran (hole). Bahkan tak jarang perahu arung jeram akan terbalik (flip) atau Anda yang terlempar keluar dari perahu.
Gambaran sekilas di atas justru menjadi tantangan dan keistimewaan Sungai
Progo Bawah. Arus Sungai Progo Bawah sudah terkenal keliarannya. Jeram-jeram di
trip itu mempunyai tingkat kesulitan antara 3 hingga 5. Malah bisa mencapai
tingkat 6 dalam kondisi-kondisi tertentu. Tidak salah kalau Sungai Progo Bawah
menjadi ajang Kejuaraan Internasional Arung Jeram “Australian Rafting Champs
2010” yang digelar bulan April 2010. Pastinya akan menjadi kebanggaan
tersendiri bagi Anda yang mampu melewati tantangan jeram Sungai Progo Bawah.
Bagi yang sama sekali belum pernah melakukan arung jeram, tidak disarankan
melakukan arung jeram di Sungai Progo Bawah. Paling tidak, ketika Anda sudah
pernah melakukan arung jeram di Sungai Elo, Serayu, atau pun Sungai Progo Atas,
Anda dapat berarung jeram di Sungai Progo Bawah.
Tentu saja bahaya akan selalu mengancam dalam kegiatan arung jeram
sebagaimana kegiatan alam bebas yang lain seperti panjat tebing, mendaki gunung, maupun susur gua. Melakukan arung jeram bagi
seorang rafter, bukan berarti tanpa ada rasa takut. Di sinilah keunikan kegiatan
tersebut. Ketakutan itu adalah peringatan awal bagi Anda agar Anda
mempersiapkan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Dan ketika Anda melakukan
kegiatan ini, Anda dituntut untuk menyingkirkan jauh-jauh perasaan takut dan
cemas itu karena bisa membahayakan diri sendiri.
Ada sebuah jeram yang terkenal sepanjang trip Sungai Progo
Bawah, yaitu Jeram Budil. Nama jeram ini diambil dari seorang rafter bernama Budi
Laksono yang meninggal di jeram itu. Panjang Jeram Budil pada saat musim
penghujan bisa mencapai sekitar lima
puluh meter. Jeram yang mempunyai tingkat kesulitan 5 inilah yang merupakan
jeram paling ganas di sepanjang aliran Sungai Progo. Untuk melewati Jeram
Budil, kadang perahu Anda harus berhenti untuk melakukan scouting dari tepi
sungai.
Jeram lain yang sering disebut-sebut para rafter adalah Jeram
Welcome. Jeram ini lebih rendah tingkat kesulitannya dibanding Jeram Budil.
Jeram ini berjarak hanya sekitar 50 meter dari titik mulai pengarungan trip Sungai Progo
Bawah. Jeram Welcome seolah hendak menyambut Anda dan mengucapkan selamat
datang. Selain dua jeram yang terkenal ini, masih ada jeram-jeram yang lain di
antaranya Jeram Dam Ancol, Jeram Little Budil, Jeram Fear, Jeram Panjang, dan
Jeram Honey.
Kondisi Sungai Progo yang fluktuatif juga menjadi tantangan tersendiri bagi
Anda. Hal ini membuat Anda harus peka terhadap kondisi alam. Sungai Progo bisa
tiba-tiba banjir jika di hulu terjadi hujan.
Medan menjelang titik akhir trip Progo Bawah mulai agak mudah. Medan
arung jeram lebih didominasi oleh arus yang tenang dan datar. Di sini Anda dapat
menikmati pemandangan yang terhampar sepanjang trip tersebut,
membayangkan kembali jeram-jeram yang telah Anda lewati dan pengalaman lain
selama pengarungan.
0 komentar:
Posting Komentar